Ada 2 faktor yang kemungkinan
berpengaruh besar terhadap gaya berkendara orang Indonesia, yaitu :
1.
Mayoritas mobil yang ada di pasaran Indonesia adalah buatan Jepang yang
notabene left-driving country…Mobil Eropa kurang laku gan di Indonesia..
2. Posisi Indonesia “terjepit” oleh
negara-negara commonwealth (persemakmuran) seperti Australia, Selandia Baru,
Singapura, dan Malaysia yang jelas-jelas berkiblat pada UK yang menganut
left-driving countries. Hal ini secara tidak langsung berpengaruh terhadap
kebiasaan masyarakat dan politik dagang negara kita…
Pada tanggal 7 September 2009, Samoa
(189.000 penduduk) menjadi negara pertama di dunia mengubah aturan dari
right-driving menjadi left-driving. Samoa sebelumnya menganut right-driving
sejak lama karena menjadi koloni Jerman pada awal abad ke-20, meskipun Samoa
dikelola oleh Selandia Baru setelah Perang Dunia Pertama dan meraih kemerdekaan
pada 1962. Perdana Menteri Tuilaepa Sailele Malielegaoi mengubah aturan untuk
membuatnya lebih mudah untuk impor mobil murah dari Jepang, Australia dan
Selandia Baru.
Ternyata, sebenarnya inilah fakta
sejarahnya :
Yang pertama roda lahir di Eropa.
Automotif juga lahir di Eropa, dan tentu saja Amerika. Jadi merekalah penentu
peraturan pengguna jalan ini pada awalnya. Tapi bukan berarti hanya maunya
DLLAJR tiap negara harus jalan begini dan begitu. Rupanya masalah politik juga
menentukan. Ini terjadi zaman Perang Napoleon-Inggris. Memang benar sebelum
tahun 1794, di Perancis orang berkendara sudah disebelah kanan. Maka ketika
Napoleon berkuasa, termasuk daerah jajahannya diperintahkannya berkendara
disebelah kanan jalan. Daerah jajahannya di Swiss, Jerman, Italy, Polandia dan
Spanyol, ikut disebelah kanan. Sebaliknya negara musuh Perancis membuat
peraturan berkendara disebelah kiri jalan. Mereka adalah Inggris, Hongaria,
Rusia dan Portugal. Negara jajahan keduanya di Asia dan Afrika juga mengikuti
koloni mereka. India dan Indonesia ketika dijajah Inggris berkendara disebelah
kiri jalan. Belanda dijajah Napoleon, makanya berkendara disebelah kanan.
Setelah berkuasa lagi di Hindia Belanda, Belanda tidak merubah aturan Inggris
tersebut sehingga sampai sekarang Indonesia berkendara disebelah kiri jalan.
Inggris tetap berkendara disebelah kiri jalan, termasuk Australia. Amerika
Serikat menetapkan peraturannya sendiri. Sejak awal, mereka berkendara
disebelah kanan jalan. Seperti disebut diatas peraturan jalan dikanan jalan
sudah mantap disejumlah negara Eropah. Ketika Jerman melakukan Aneksasai
Austria pada awal tahun 1938, dirubahnya peraturan menjadi jalan kiri. Ini juga
terjadi di Cekoslovakia. Rupanya Hitler Jerman tidak mau ketinggalan. Ketika
menaklukan Austria tanggal 12 Maret 1938, segera diperintahkannya pemakai jalan
merubah berkendara dari kiri kekanan lagi dalam satu malam. Bisa dibayangkan
terjadilah kekacauan karena rupanya trem juga terkena peraturan tersebut. Pada
tahun 1939, Ceko dan Honggaria juga harus mengikuti aturan ini. Selain faktor
politik, faktor ekonomi juga diperhatikan. Misalnya Swedia pada tahun 1967
merubah aturan jalan rayanya berjalan kesebelah kanan, karena rupanya tidak mau
pusing-pusing dan lebih ekonomis, disebabkan Mobil Volvo dan Saab yang laku
keras dinegara yang berkendara disebelah kanan. (milis mediacare). Ternyata
perbedaan posisi ketika menyetir mobil di beberapa negara memiliki kisah unik
yang melatarbelakanginya . Negara-negara dengan sistem lalu lintas di sisi kiri
yang berarti mengemudi dengan stir kanan ternyata asal usulnya berasal dari
Inggris. Mengapa demikian? Inti jawabannya sebenarnya karena kebanyakan orang
ternyata adalah right-handed (dominan menggunakan tangan kanan dalam aktivitasnya)
begitupun dengan ahli pedang dan ksatria di Inggris. Hal ini membuat mereka
lebih suka berjalan di sisi kiri agar tangan kanan mereka lebih dekat pada
lawan dan pedang di sarungnya jauh dari jangkauan musuh. Umumnya negara-negara
koloni Inggris akan mengikuti sistem lalu lintas sisi kiri karena kebiasaan
yang dibawa oleh orang Inggris. Hal di atas ternyata berbeda dengan di Prancis
dan Amerika Serikat yang memiliki sistem lalu lintas sisi kanan yang berarti
jika kita menyetir di kedua negara tersebut maka kita akan menggunakan stir
kiri. Sejarahnya dimulai pada akhir sekitar 1700-an, saat buruh angkut di kedua
negara tersebut mengangkut hasil peternakan dalam gerbong besar yang ditarik
kuda. Ternyata gerbong tersebut tidak mempunyai tempat duduk untuk pengemudinya
sehingga kusir terpaksa duduk di sisi sebelah kiri dari punggung kuda agar
dapat menggunakan tangan kanannya untuk memecut kudanya. Duduk di punggung kuda
sebelah kiri, secara alamiah kusir dapat melihat tiap gerbong yang berpapasan dari
arah berlawanan di sebelah kiri dan memastikan kondisi jalan yang dilalui oleh
gerbong. Karena hal tersebut, kusir tetap melaju di sisi kanan jalan. Nah,
bagaimana dengan Indonesia? ternyata pengalaman dijajah oleh Belanda selama 3,5
abad memberikan pengaruh yang besar. Meskipun sistem lalu lintas di Belanda
sempat berubah dari sisi kiri, mengikuti sistem di Inggris, menjadi sisi kanan
karena sempat dijajah oleh Napoleon, hal itu tidak mengubah kebiasaan awal
mereka ketika telah tiba di Indonesia. Inilah sebabnya sampai saat ini ketika
menyetir mobil, kita selalu menggunakan stir kanan. (Yahoo!Answers)
Indonesia,
the world's fourth most populous country, drives on the left, despite being a
former colony of the Netherlands, which drives on the right. This originated
from British rule in Indonesia under Thomas Stamford Raffles between 1811 and
1816. Even though the country is an archipelago there are three land borders,
those with Malaysia, East Timor and Papua New Guinea. All of these countries
also drive on the left, Malaysia as a legacy of British rule, East Timor as a
result of previous Indonesian occupation and Papua New Guinea as a result of
Australian rule following World War I until 1975. However, cars imported from
the US are left hand drive, and trains keep to the right hand side of the
track, as in the Netherlands. However, there is one exception: In Surabaya
city, on Praban Street (one of the main streets in central Surabaya), traffic
drives in both directions on the right hand side for approximately 500 metres
(550 yards). The street is very crowded and the right hand drive style helps
the efficient flow of traffic, especially from Gemblongan Street, from which
vehicles can directly turn right to Praban Street. Vehicles from Blauran Street
can similarly turn directly right. Because there is a separator dividing the
two sides of the street, local drivers have little difficulty. (Wikipedia)